Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Sunday, April 13, 2008

Perawatan Kuda Atlit (bagian 3)

Pemeriksaan Kesehatan Rutin

Untuk melihat kondisi kuda kesehatan kuda dapat dilakukan pengamatan kuda baik tingkah laku maupun pemeriksaan secara dekat. Kuda yang bersuara parau bahkan sampai tidak bersuara menunjukkan adanya keabnormalan fungsi faalinya yang bersifat sementara atau berkelanjutan.

Perubahan-perubahan fungsi dan struktur tubuh abnormal yang mungkin awalnya dipengaruhi oleh penyakit ringan, memiliki arti penting dalam menentukan pemeriksaan, diagnosa, prognosa, etiologi, penyebab peyakit, terapi dan perawatan kuda sakit (Medivet, 2001). Sementara itu untuk mendapatkan kuda yang sehat melibatkan latihan, pakan, dan seluruh manajemen stable. Sebelum masuk pada program latihan, beberapa prosedur rutin harus dilaksanakan yang diperlukan untuk kesehatan dan kenyamanan hewan.

· Pemeriksaan Kuku.

Tukang tapel (farrier) hendaklah dihubungi untuk memeriksa kaki kuda dan memeriksa kecocokan/pas tidaknya sepatu kuda yang baru dipasang, serta perlu tidaknya penggunaan tapel khusus akan tetapi perlu diperhatikan juga kesimetrisannya hasil dari pemasangannya. Sepatu baru hendaklah baiknya diganti dan dipasang setiap empat atau enam minggu sekali selagi kuda dalam kondisi kerja.

· Pemeriksaan gigi

Gigi hendaklah teratur dan tidak terdapat ujung yang meruncing. sebaiknya gigi dikikir secara teratur minimal setahun sekali (Hamer.D, 1993), keadaan gigi harus diperiksa ketajamannya terhadap adanya bentuk gigi yang tidak rata. Adanya ketajaman pada bagian ujung akan memerlukan perlakuan pengikiran (Teeth Rasping) oleh pihak yang berkompeten agar kuda tidak mengalami ketidaknyamanan pada saat makan atau ketika ‘bit’ dipasangkan pada mulut dan meningkatkan efisiensi penggilingan makanan agar menjadi partikel makanan yang lebih kecil. Adapun jika gigi yang tidak terawat akan berkembang menjadi berbahaya meruncing di bagian sudut gigi, dengan sangat merobek bagian dalam pipi, gusi, lidah sehingga kuda akan mendapatkan kesulitan pada saat mengunyah makanan, pakan yang tidak tercerna dengan baik akan mengganggu motilitas usus yang akan membawa pada kondisi spasmodik kolik.

· Pemeriksaan nostril

Nostril hendaklah terbuka, tidak berlebihan pada saat mengembus, bersih dan kering serta bebas dari discharge. Udara yang keluar maupun yang masuk dapat mengalir dengan bebas dan tidak terdapat bau yang tidak menyenangkan.

· Pemeriksaan respirasi

Tingkat respirasi normal permenit antara10-15 nafas permenit (Hawcroft, 1990). Pemeriksaan respirasi kuda pertama dapat dilakukan dengan memanfaatkan jarak sekitar 2 meter, dengan menuntun kuda berjalan atau berlari. Hal yang diperhatikan adalah cepat atau lambatnya pernafasan, ketidak teraturan atau iramanya, dangkal atau dalamnya, ringan atau berat, berisik atau tenang, yang kesemuanya tergantung pada kebugaran kuda, latihan, kegembiraan, dan temperatur harian. Pernafasan yang cepat, irregular, berisik, dangkal atau berat merupakan suatu kondisi pernafasan yang abnormal yang memerlukan perhatian medis. Tingkat pernafasan dapat diketahui dengan langsung menempatkan tangan di atas nostril dan merasakan pergerakan udara atau dengan memperhatikan pergerakan tulang rusuk atau nostril.

· Pemeriksaan denyut jantung (pulsus)

Untuk kuda dalam keadaan istirahat denyut jantungnya adalah 30-40 denyut permenit dengan irama yang teratur (Hawcroft, 1990). Untuk pemeriksaannya, dapat dengan menempatkan tangan dan meraba dada di belakang ujung dari elbow dekat kaki depan kiri di posisikan kira-kira satu per tiga di depan kaki kanan.

Tabel 3.1. Nilai Normal Fungsi Vital Kuda

Tingkat Pulsus (istirahat)

Kuda dewasa

Anak kuda (umur 2 minggu)

Anak kuda (umur 4-6 minggu)

Anak kuda jantan dan anak kuda betina (umur 6-12 bulan)

Kuda muda (1-2 tahun)

30-40 pulsus/menit

100 pulsus/menit

70 pulsus/menit

45-60 pulsus/menit

40-50 pulsus/menit

Sumber : the research staff of Equine Research Publications, 1977, Appendix halaman 560.

· Pemeriksaan temperatur

Thermometer di licinkan dengan menggunakan vasline dapat digunakan untuk melakukan pemeriksaan temperatur kuda. Temperatur dimasukan melalui anus ke dalam rectum sekitar dua per tiga bagian dari panjang thermometer, dibiarkan selama 1 menit. Range normal temperatur kuda adalah berkisar dari 37,7oC sampai 38,6oC (Hawcroft, 1990).

Tabel 3.2. Berbagai Kondisi Tubuh Berdasarkan Temperatur Suhu Tubuh

Temperatur

Range Normal

Rata-rata normal

Demam

Ø Ringan

Ø Moderate

Ø Tinggi

Ø Sangat tinggi

37.5 – 38.6 0C

380C

38.0 – 39.20C

39.2 – 400C

40.0 – 41.20C

Diatas 41.20C

Sumber : the research staff of Equine Research Publications, 1977, Appendix halaman 560.

· Pemeriksaan mulut

Bibir hendaklah bersih dan kering, tidak terdapat gejala salivasi yang berlebihan (berbuih), nanah, darah dan bau yang tidak menyenangkan, jika terdapat hal tersebut di atas maka menandakan adanya gangguan kesehatan dan perlu dilakukan tindakan pengobatan.

· Pemeriksaan Mata

Mata kuda normal hendaklah jernih, cemerlang dan bersinar serta terbuka tanpa ada kemerahan pada bola mata atau sclera (bercak putih pada mata), lembab dan conjunctiva berwarna pink mengkilap. Pemeriksaan mata dapat dilakukan dengan memberikan suasana gelap kemudian dengan menggunakan bantuan lampu senter atau alat sejenis yang disorotkan kearah mata dengan tujuan menilai reflek pupil mata dengan demikian kita dapat melihat respon mata kuda dimana pupil berkontraksi. Juga hendaklah diperhatikan kesimetrisan antara kedua bola mata. Sementara itu kelainan yang kemungkinan ditemukan pada saat pemeriksaan adalah penonjolan membrana nictitans yang disebabkan oleh adanya infeksi tetanus; pucatnya membran mukosa conjunctiva dapat mengindikasikananemia, toxemia, atau jaundice; dan suatu penonjolan dan cekungan kondisi mata tanpa kelembaban dan cahaya mata yang normal, merupakan indikasi bahwa telah terjadi dehidrasi, dimana ini semua merupakan suatu kondisi yang serius. Test lain untuk pemerikasaan mata sulit dilakukan oleh karena itu hendaklah sebaiknya diserahkan pada ahli medis.

· Pemeriksaan telinga

Telinga yang baik hendaklah berdiri tegak dalam keadaan waspada tetapi tidak kaku, kondisi telinga yang turun, jatuh kemungkinan menandakan adanya kerusakan tendon telinga. Seperti pada pemeriksaan lain diawali dengan pemeriksaan visual dengan memperhatikan adanya keganjilan dan penampilan umum pada telinga, dan pemeriksaan respon terhadap suara. Telinga kuda jika pada saat di ‘handle’ maka kuda tidak akan memperlihatkan adanya tanda-tanda reaksi sakit, bergerak dengan fleksibel. Hendaklah juga memperhatikan adanya gejala-gejala seperti hematoma dan luka goresan serta permukaan interior (pinna) diperiksa untuk adanya plak-plak (sebum) yang berlebihan di telinga. Kehadiran parasit yang ditemukan pada bagian dalam telinga jika dibiarkan tanpa mendapatkan pengobatan dapat menyebabkan kegatalan yang hebat dan melekatnya parasit tersebut akan menyebabkan rusaknya jaringan telinga. Pada infestasi yang berat menyebabkan akumulasi serpihan yang memerlukan tindakan pembersihan bahakn pengerokan.

· Pemeriksaan kulit

pemeriksaan kulit merupakan salah satu langkah pertama untuk melihat kondisi kesehatan kuda secara menyeluruh, bagi kuda-kuda yang mendapatkan perawatan rutin, keadaan kulit harus kering, halus dan mengkilap, serta terbebas dari eksternal parasit. Kuda yang berkeringat pada saat istirahat adalah tanda bahwa kuda mengalami peingkatan suhu badan ata demam (Hamer, 1993).

· Pemeriksaan feses (manure)

Menurut Hawcroft (1990), biasanya kuda mengeluarkan feses 10-15 kali dalam sehari. Warna, konsistensi, volume, bau dan frekuensi defekasi sangat tergantung pada jenis pakan dan program latihan yang diterima. Seekor kuda yang menerima diet seimbang mengeluarkan feses yang berwarna coklat, berbentuk, cenderung hancur ketika jatuh ke tanah dan mempunyai bau yang tidak menyenangkan. Kuda-kuda yang memakan rumput berair akan sering mengeluarkan feses dengan keadaan berwarna hijau, tidak berbentuk, seperti feses sapi; pemberian dalam volume besar dengan rendah kualitas hay, feses akan sulit keluar, berwarna kehitaman.

· Pemeriksaan urin

Gejala-gejala abnormal dari urin antara lain dapat berupa tidak adanya pengeluaran urin dalam waktu 24 jam (anuria), jumlah pengeluaran urin yang berlebihan (polyuria), urin bewarna coklat kemerahan (haematuria) atau berwarna merah darah. Jika curiga terhadap adanya kelainan, dapat dengan mengumpulkan sampel urin dalam tabung dan tempatkan di refrigerator untuk pemeriksaan lab. Tabel 1.1. berikut menunjukan nilai beberapa variable urin pada kuda.

Tabel 3.3. Nilai beberapa variabel urin pada kuda

Range

Rata-rata

Berat jenis

1.025 – 1.060

1.040

Range pH

7.5 – 8

Kuantitas

5 – 8 (liter/hari)*

*Penampilan warna kuning, gelap.

Sumber : the research staff of equine research publications, 1977, Appendix halaman 560.

· Pemeriksaan parasit

Hampir seluruh kuda diinfestasi oleh parasit hanya saja derajat tingkatan infestasi yang bervariasi antara kuda satu dengan yang lainnya baik ektoparasit maupun endoparasit. Parasit-parasit ini seringkali menyabotase persediaan nutrisi kuda yang diinfestasi dan menimbulkan banyak masalah seperti bulu rambut kasar, penurunan berat badan, anemia, kelesuan, diare dan penampilan keseluruhan yang buruk masing-masing dapat diakibatkan oleh infestasi parasit. Infestasi juga dapat menimbulkan stress pada kuda, menyebabkan penurunan resistensi terhadap infeksi virus dan bakteri. Kemugkinan terburuk adalah parasit mengadakan migrasi melalui jaringan tubuh, merusak hati, rapu-paru, sistem sirkulasi, organ-organ dan sistem spesifik-spesifik lainnya. Kemungkinan paling berbahaya adalah migrasi dari parasit Strongylus vulgaris. Pada tahap larva parasit ini memperluas kerusakan pada anterior arteri mesenterika yang mana mengurangi kadar darah dalam porsi besar pada saluran intestin. Ketika arteri tersebut mengalami kerusakan dalam jumlah besar maka thrombus (bekuan darah) akan terbentuk. Bagian-bagian kecil dari bekuan darah, dikenal juga sebagai emboli, dapat memutus dan menyumbat banyak aliran darah dari saluran intestin. Beberapa peneliti memperkirakan bahwa 90% lebih dari semua kolik berhubungan dengan kerusakan yang dilakukan oleh Strongylus vulgaris.

Perawatan Kuda Atlit (bagian 2)

Stable Kandang

Pembangunan kandang untuk daerah tropis seperti di negara kita diusahakan mempunyai ventilasi yang cukup untuk pertukaran udara. Kandang sebaiknya dilengkapi dengan air bersih. Kuda yang di kandangkan membutuhkan ruang, udara, dan cahaya. Stable seharusnya cukup besar agar kuda dapat bergerak dengan bebas, untuk berbaring, rolling, dan bangun lagi tanpa terbentur dinding kandang. Ukuran ideal untuk stable adalah untuk kuda 3,5 x 3,5 m, dan untuk poni 3,5 x 3 m (Medivet, 2004), sedangkan menurut Robert (1985), idealnya ukuran kandang hendaklah kira-kira sekitar 4.2 m x 3.6 m untuk kuda, dan 3.6 m x 3.6 m untuk poni. Sirkulasi udara pada stable juga harus diperhatikan. Keadaan stable yang lembab akan membuat kuda kedinginan dan resiko terjadinya gangguan pernafasan akan lebih besar, pneumonia. Letak tempat pakan atau biasa disebut manger tidak lebih dari 60 cm dari lantai atau disesuaikan dengan tinggi kuda (Medivet, 2000). Kuda poni tidak akan mampu mencapai manger yang didisain untuk kuda pacu. Untuk hay‑net (rak tempat meletakkan hay) yang paling baik adalah 120 cm dari lantai (Medivet, 1985), namun pada umumnya kandang jarang tersedia, akan tetapi sekalipun ada jangan menempatkan hay‑net lebih tinggi dari kuda karena dikhawatirkan ketika kuda menarik hay pada saat makan, hay‑net akan jatuh dan mengenai kepala atau matanya.

Alas kandang yang paling baik untuk stable adalah jerami sedangkan batang juwawut/barley sebaiknya jangan digunakan sebagai alas kandang karena dapat mengiritasi kulit, juga dapat digunakan serbuk gergaji yang lebih membuat kuda hangat pada saat malam hari jika disesuaikan dengan ukuran luas kandang.

Stable yang baik akan menyediakan tempat khusus untuk gudang makanan, selain berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan makanan juga dapat dipergunakan untuk menyimpan obat‑obatan, sebaiknya gudang ini dibangun di dekat kandang pemeliharaan dan klinik dibangun berdekatan dengan kandang induk untuk mengantisipasi dan efektifitas bila ada kasus mendadak.

Grooming

Pada kuda liar atau kuda yang bebas di padang rumput, secara alamiah mereka dapat merawat dirinya. Mereka melakukan rolling apabila mereka merasa gatal atau berkeringat dan untuk mengatur bulunya mereka dapat menggosokkan badannya pada pohon. Ketika merasa gatal pada daerah bawah perut atau selangkangan, mereka menggunakan semak‑semak untuk menggaruk. Akan tetapi pada kuda-kuda yang di kandangkan perawatannya tergantung pada kita, jika seekor kuda diberi perawatan dengan standar perawatan dan perhatian yang sangat besar maka dia akan memberikan kita imbalan dengan penampilan terbaiknya. Kuda yang dikandangkan seharusnya digroom secara teratur setiap hari, tidak hanya membuatnya kelihatan gagah, tetapi untuk menjaga kulitnya dan bulunya dalam keadaan sehat serta untuk mencegah penyakit kulit. Para pemilik kuda yang betul-betul memperhatikan perawatan kudanya, pada cuaca dingin untuk menjaga temperatur tubuh kuda tetap, disediakan selimut atau penutup tubuh tebal. Kebanyakkan orang berpendapat bahwa pertandingan adalah dimenangkan dirumah, dengan kata lain pakan, kebugaran dan manajemen stable sama pentingnya dengan pelatihan dan pertandingan kaitannya dalam menghasilkan seekor kuda yang berpotensi untuk menang (Hodges dan Pilliner, 1991).

Tindakan grooming baru dapat dilakukan setelah sebelumnya kita terlebih dahulu melakukan pendekatan pada kuda tersebut, misalkan saja dengan mengusap kepalanya, punggungya dan yang lebih penting adalah memahami karakteristik dari kuda tersebut. Item yang diperlukan untuk grooming kit menurut Robert (1985), terdiri dari dandy brush, body brush, water brush, hoof pick, hoof oil and brush, stable rubbing cloth, two small sponges, a rubber atau plastic curry comb, curry comb, mane comb, metal curry comb dan sweat scraper.

Dandy brush digunakan hanya untuk menghilangkan lumpur dan keringat yang mengering. Jangan digunakan pada daerah‑daerah sensitif pada kuda, misalnya bawah perut, diantara paha dan wajah. Juga pada surai atau ekor karena akan merusak rambutmya. Body brush atau sikat badan berfungsi untuk membersihkan debu, kotoran, dan untuk membersihkan bulu tengkuk dan bulu ekor serta untuk meratakan minyak pada tubuh. Penggunaan body brush harus menggunakan tekanan yang kuat. Water brush digunakan untuk membasahi, untuk menidurkan surai setelah disikat, atau sebelum menjalin dan untuk menidurkan bulu tengkuk atau ekor sebelum dipasangkan bandage dan dijalin. Kegunaan hoof pick amatlah jelas dan amat penting yaitu untuk membersihkan kuku. Hoof oil atau minyak kuku berguna untuk mencegah kerapuhan terutama pada kuku‑kuku yang berwarna muda. Stable rubbing cloth adalah pelumas/ penyemir yang dapat digunakan untuk mengeringkan telinga kuda jika basah dan kedinginan. Two small sponges digunakan untuk menyeka mata, kuping dan hidung. Rubber atau plastic curry comb digunakan untuk menyisir bulu kuda yang dalam keadaan mudah rontok. Bila digunakan dengan gerakan yang memutar, akan mengangkat bulu yang terlepas. Penggosok keringat/sweat scrap digunakan untuk menghilangkan keringat atau air dari bulu karena mempunyai daya penyapu/pembersih. Mane comb digunakan untuk merapikan bulu tengkuk, mengembangkan dan meluruskan rambut ekor.

Menggrooming, terutama badan dengan body brush, seharusnya dilakukan tanpa sarung tangan, agar ujung‑ujung yang sensitif dapat digunakan untuk merasakan adanya bengkak atau luka‑Iuka kecil atau hal‑hal yang tidak biasa pada kulit. Jika kita merasakan sedikit nodul atau lumpur atau kotoran hal ini dapat dirasakan dengan jari‑jari kita dan gunakan sikat untuk membersihkannya. Jika kotoran atau lumpur tertinggal di kaki harus segera dibersihkan karena akan menyumbat pori‑pori dan menyebabkan mud fever. Periksa juga adanya lumpur di dalam pastern, di antara koronet dan fetlock joint.

Ketika kita menggroming bagian kepala, kepala kuda harus dibungkukkan sampai setinggi leher orang yang menggroming. Mata, hidung harus disapu dengan sponge yang hangat‑hangat kuku. Ambing dari kuda betina harus terjaga kebersihannya, dan pada kuda jantan praeputium harus dicuci secara periodik. Tidak setiap orang menyadari hal ini perlu dilakukan, tetapi apabila bagian ini tersumbat dengan minyak dan kotoran akan menimbukan masalah.

Kaki harus dibersihkan paling tidak dua kali sehari, yaitu pagi hari pada saat grooming pertama dan diulang setelah kuda beraktivitas. Minyak kuku harus dilumaskan, hal ini harus dilakukan di atas koronet, dimana pertumbuhan dimulai.

Exercise (Latihan)

Kuda membutuhkan latihan untuk mejaga kesehatannya sama halnya dengan atlit lainnya, pada saat seekor kuda dalam kondisi kerja membutuhkan latihan tambahan untuk membangun dan memelihara kondisinya, (Draper, 1999). Untuk kuda atlit yang secara rutin dilatih memerlukan frekuensi istirahat yang cukup, terlebih lagi pada saat dimana kuda baru saja mengikuti suatu pertandingan, istirahat yang diberikan pada kuda dapat dengan melakukan pengumbaran di paddock. Tindakan tersebut di atas memberikan kesempatan bagi kuda untuk merelaksasikan otot-otot yang tegang setelah hari-hari kerja yang dijalani sebelumnya, dan akan sangat berpengaruh terhadap psikologis kuda tersebut berkaitan dengan kelanjutan program latihan yang akan diberikan dimana kuda cenderung bosan sehingga berdampak terhadap kondisi sulitnya kuda untuk menerima pendidikan selanjutnya. Perlakuan latihan yang tidak tepat akan menyebabkan luka pada otot maupun tulang, bagi kuda atlit.

Agar kondisi fisik kuda tetap prima, keadaan cuaca juga perlu dipertimbangkan pada saat akan menjalani latihan karena kondisi cuaca yang terik akan memudahkan hewan mengalami dehidrasi sementara pada saat cuaca hujan akan terjadi ketidak seimbangan antara temperatur tubuh dengan lingkungan, yang akan berpengaruh pada penurunan kesehatan tubuh, selain itu kenyamanan lapangan dimana tempat kuda akan menjalani latihan hendaklah terjamin dari berbagai kemungkinan adanya faktor penyebab kecelakaan.

Beberapa hal penting dalam rangka mencapai puncak dari prestasi yang diharapkan, perawat maupun penunggang mutlak untuk ditekankan terhadap penguasaan kontrol temperamen kuda, dengan tujuan agar kuda menurut pada setiap perintah yang diberikan, tetap tenang pada saat disaksikan orang banyak dan harus mempunyai insting untuk suka berlari-lari, melompat dan bermain. Hal penting lain yang harus dikuasai dengan baik oleh seekor kuda atlit adalah ‘Free’ maksudnya ialah seluruh tubuh (tulang, otot, kaki, tulang belakang) kuda dapat bergerak dengan luwes, alami serta dinamis. Seorang pelatih harus memperhatikan kemajuan-kemajuan (Forward) yang diperoleh kuda selama latihan, dengan begitu dapat menentukan kapan latihan ketingkat selanjutnya diberikan.

Dalam latihan seekor kuda hendaklah mendapatkan gerakan membelok ke kanan dan ke kiri dengan proporsi yang seimbang, jika tidak seimbang akan terjadi kasus ‘One-sideness’ yaitu kuda hanya dapat membelok pada salah satu sisi saja, dan irama yang tidak teratur akan mengakibatkan ketidak seimbangan tubuh yang merupakan penyebab lain dari penyakit ini adalah dimana akan ada otot yang lebih kuat atau lebih fleksibel dengan pasangannya (Medivet, 2001).

Vaksinasi

Vaksinasi ialah usaha dengan menggunakan cara imunoprofilaktis dengan tujuan memperoleh kekebalan aktif yang disebabkan timbulnya antibodi dalam tubuh akibat rangsangan dari vaksin (Syamsudin, 1988). Immunitas adalah faktor yang berhubungan antara mikroba dan hospes/individu. Seekor individu yang memiliki immunitas dengan kapasitas sel khusus dalam tubuh yang memproduksi antibodi dapat bertindak sebagai substansi proteksi tehadap serangan mikroba. Immunitas dapat berubah-ubah tergantung mikroba sebagai agen infeksi dan program vaksinasi (Medivet, 2001). Program pencegahan dan perawatan kesehatan dapat dicapai dengan pelaksanaan vaksinasi yang baik, obat-obatan yang diberikan dalam rangka pencegahan merupakan tindakan ekonomis yang tepat dalam meningkatkan dan mempertahankan kondisi kesehatan kuda sekalipun terlihat mendatangkan peningkatan biaya perawatan. Vaksinasi yang dilakukan secara luas dimaksudkan untuk pencegahan terhadap infeksi penyakit, disamping pengobatan penyakit mahal berkaitan dengan obat-obatan yang digunakan, juga dapat menurunkan kondisi kesehatan tubuh dan kemungkinan menyebabkan kematian, untuk itu program imunisasi yang baik merupakan jaminan tindakan nyata dalam segi ekonomis.

Deworming (Pemberian obat cacing)

Pemberian obat cacing penting bagi kuda, terutama untuk yang berada di lapangan rumput. Jika ini tidak dilakukan secara teratur dalam jangka waktu 3 bulan sekali sebagai usaha pencegahan, maka perut kuda akan tampak gemuk/membesar sebagai manifestasi dari adanya infeksi endoparasit (Medivet, 2001). Semakin lama kuda akan bertambah kurus, tulang rusuknya akan sedikit terlihat dan kasar, bulunya kusam. Jika kuda mencapai kondisi seperti itu, maka ini harus diberi obat cacing. Jauhkan kuda dari lapangan rumput yang biasanya dipakai untuk merumput jenis ternak yang lain, untuk menghindari terinfeksinya cacing.


Perawatan Kuda Atlit (bagian 1)

Tindakan perawatan terhadap kuda secara garis besar diupayakan dalam rangka pencegahan terhadap penyakit. Pencegahan penyakit dapat dengan cara melakukan program vaksinasi, menjaga kebersihan kuda, kandang dan lingkungan kandang serta peralatan kandang, padang penggembalaan dan pakan kuda. Temperatur kandang dijaga dengan cara menyediakan vetilasi kandang yang cukup, pemberian kipas angin dan AC bila diperlukan sewaktu-waktu. Temperatur kandang yang baik adalah temperatur yang memiliki variasi yang kecil terhadap temperatur di luar kandang (Medivet, 2001). Berikut ini merupakan tindakan perawatan yang dapat diupayakan.

Pakan

Sebagaimana layaknya manusia, agar menjadi unggulan, kuda perlu gizi dan perawatan yang baik. Selain rumput lokal, pakan utamanya ialah sejenis rumput Australia, juga horse pellets yang berupa jagung, gandum-ganduman (oats, barley), dan bunga matahari yang harus diimpor (Christantiowati, 2003). Bagaimanapun juga sempurnanya kondisi kuda, perlu pemberian pakan yang benar, pelatihan, dan program kebugaran untuk mengenali kemampuan atletiknya secara menyeluruh (Pilliner, 1993). Pakan merupakan salah satu faktor kritis yang menentukan penampilan dari seekor kuda (Pilliner, 1985). Bagian dari sistem pencernaan adalah untuk merubah nutrisi menjadi produk akhir yang dapat diserap melalui dinding sel usus, kemudian ikut aliran darah dan digunakan oleh tubuh. Dalam pemeliharaan kuda atlit hendaklah sang pemilik mampu mencocokan keperluan nutrisi dan kandungan makanan yang tersedia dari pakan yang diberikan terhadap orientasi jenis olahraga berkuda yang akan dilaksanakan selama dalam pelatihan. Pemberian pakan yang benar dan seimbang pada kuda diperlukan untuk kesehatan secara keseluruhan, mempertahankan temperatur tubuh, mengganti jaringan-jaringan tubuh yang rusak, membangun dan mempertahankan kondisi tubuh dan untuk persediaan energi dalam rangka pergerakannya. Jika seekor kuda bekerja dengan prestasi yang sangat memuaskan maka harus diberikan asupan pakan yang menghasilkan protein dengan tinggi energi, dan jumlah pakan yang diterima hendaklah menunjang aktivitasnya berkaitan dengan jumlah energi yang dikeluarkan (Robert, 1985).

§ Rumput dan Konsentrat

Pada kuda pekerja, jenis makanan yang sesuai adalah hay atau rumput. Hay atau rumput adalah makanan yang paling banyak dikonsumsi dimana hijauan pada kuda diperlukan sebanyak 68% (Susetyo, 1969), dan selalu dimakan dengan lambat, jadi tidak terlalu menyesakkan lambung. Kecuali pada kuda yang baru pertama kali dilepaskan di padang rumput yang lebat, mereka cenderung makan secara cepat dan dalam jumlah yang banyak. Sedangkan untuk konsentrat, oat adalah pakan konsentrat yang memberikan keseimbangan terbaik bagi kuda, akan tetapi bila diberi terlalu banyak akan mengganggu keseimbangan alami dari sistem pencernaan dan dapat menyebabkan digesti akut atau kolik. Dalam sekali makan kuda dapat mencerna 1.3 – 1.8 kg konsentrat seperti tepung gandum/oat yang dicampur sedikit sekam /bran atau dedak/chaff. Namun jika hanya digunakan salah satu jenis saja dapat diberikan lebih banyak yaitu sampai 2.7 kg karena bahan tersebut memenuhi kandungan serat yang tinggi dan umunya dimakan lebih lambat. Beberapa zat-zat yang harus terkandungan dalam makanan yang diberikan pada kuda dalam jumlah yang seimbang antara lain yaitu, Karbohidrat, Lemak, Protein, Air, Vitamin, dan Mineral. Adapun penjelasan secara singkat dari masing-masing kandungan zat tersebut dapat dilihat pada berkas lampiran 1.

Pemberian pakan dalam teorinya merupakan alokasi pemilihan bahan makanan yang cukup menyediakan keperluan nutrisi harian dari seekor kuda khusus (Pilliner, 1993). Pemberian pakan sendiri dapat dikalkulasikan dengan mudah dengan mengikuti beberapa aturan sederhana dan menghubungkan tabel yang diberikan terhadap kandungan nilai gizi dari bahan makanan yang tersedia. Ada dua alasan utama berkaitan dengan pemberian pakan pada kuda, pertama-tama untuk menjaga mereka agar tetap hidup, dan yang kedua agar mereka dapat melakukan tugas-tugas yang kita inginkan dari mereka. Dalam istilah ilmu pengetahuan ini dikenal dengan ‘maintenance’ dan ‘production’. Berikut merupakan klasifikasi dalam pemberian pakan pada kuda berdasarkan jenis aktivitas yang sedang dijalankan.

§ Maintenance

Pemberian pakan pada kuda untuk maintenance adalah memberikan kuda tersebut cukup makanan untuk tetap mempertahankan keadaan hewan saat itu (Pilliner, 1993). Ini berarti menyediakan energi untuk otot dan usus, jantung dan paru-paru agar proses-proses penting metabolisme dapat terus berjalan, energi untuk merumput, untuk mempertahankan temperatur suhu tubuh dan mengganti sel-sel tubuh agar tubuh dapat bekerja dengan baik.

Keperluan maintenance biasanya dapat dipenuhi hanya dengan pemberian forage saja. Faktor utama yang menentukan berapa besar energi yang diperlukan untuk maintenance adalah tergantung dengan berat tubuh hewan tersebut, kuda-kuda yang lebih besar akan perlu lebih banyak makanan untuk tetap hidup.

§ Produksi

Produksi dapat dibagi dalam enam bentuk yang berbeda: pertumbuhan, kebuntingan, menyusui, penggemukan, kerja dan pemulihan (penyembuhan dari sakit dan luka). Pada pembahasan ini akan lebih ditekankan pada kuda kerja, yang mana akan diamati kedalam berbagai macam kategori tergantung pada umur dan kemampuan kuda dan penunggang.

Energi ekstra dan protein yang diperlukan oleh kuda untuk kerja biasanya tersedia pada konsentrat. Kuda-kuda kompetisi tidak akan mampu untuk menyuling cukup energi atau protein dari ransum forage untuk melakukan kerja dengan tanpa penurunan kondisi.

Energi yang berisi bahan makanan diukur dalam megajoule.jadi kandungan energi dari oat dituliskan 14 MJ of DE/kg, ini berarti bahwa dalam setiap kilogramnya mengandung 14 megajoule dari energi tercerna. Megajoule adalah penghitungan kalori yang kita lakukan untuk menghitung kalori yang dibutuhkan oleh kuda. Sedangkan protein diukur dengan presentase, contoh: oat mengandung 11% protein kasar, masing-masing oat tiap kilogramnya mengandung 110 gram serat kasar.

§ Aturan Pemberian Pakan

Ada tiga aturan dasar yang teramat penting dalam pemberian pakan kuda menurut Medivet (2000), yaitu memberi makan dalam jumlah yang sedikit tetapi sering. Sekalipun pakan yang diberikan adalah pakan dengan kualitas gizi serta mempunyai nilai palatabilitas yang baik namun jika terus menerus diberikan dalam jumlah yang banyak maka pada akhirnya kuda pun akan berhenti atau cenderung untuk tidak menghabiskan makanannya karena bosan. Pemberian pakan pada kuda sebaikya sedikit dibawah kebutuhan normal selera makannya agar kuda selalu bersemangat untuk makan pada pemberian konsentrat berikutnya dan selalu menghabiskan hay yang diberikan sebelumnya pada saat akan dilakukan penambahan lagi. Aturan pemberian pakan yang kedua yaitu, jangan segera memperkerjakan kuda secara keras sehabis makan. Alasan fiskal untuk aturan ini adalah ketika kuda telah selesai diberi makan konsentrat, lambung dan perutnya akan tampak lebih besar dari pada sebelumnya. Artinya makanan tersebut telah mengisi ruangan perut, mengembungkan perut, tidak hanya pada sisi sebelah luar dan sisi samping saja, tetapi juga bagian depan di atas diafragma dan menekan paru-paru ini menyebabkan kuda kesulitan untuk bernafas sebagaimana mestinya. Sedangkan bekerja keras disaat perutnya masih menggelembung akan menyebabkan stress dan pernafasan yang dipaksakan, dan aturan yang terakhir adalah, sediakan air bersih yang banyak. Sebelum makan, biasanya kuda akan minum, terutama pada kuda-kuda yang baru selesai bekerja. Di sela-sela makan kuda biasanya akan minum. Pemberian minum beberapa saat sebelum bekerja keras seperti pacuan dan cross country akan memperlambat gerakan kuda. Di saat panas, kuda akan minum lebih banyak dari biasanya. Dan pada cuaca yang dingin, sebaiknya air dihangatkan terlebih dahulu. Kuda adalah hewan yang pemilih dalam hal minum. Kuda tidak menyukai air yang telah terkontaminasi dengan kotoran, atau air dari ember yang berlumpur. Yang paling baik adalah menyediakan air yang segar dan asli atau air tipe privalen yang terklorinasi yang biasanya terdapat di kota-kota besar. Selain itu air hujan yang ditampung dapat juga digunakan.

Saturday, April 12, 2008

Fisiologi Kuda Atlit

Dalam memelihara kuda, kesehatan merupakan faktor yang harus diperhatikan karena kesehatan kuda sangat mempengaruhi keindahan kegagahan dan tenaga. Agar memperoleh penampilan kuda yang baik maka kita tidak hanya harus mengerti bagaimana membentuk dan membangun perototan dan menunganginya dengan baik, kitapun dituntut untuk mengerti mengenai fungsi dan pengaruh dari berbagai jenis latihan yang diberikan terhadap tiap bagian organ dari kuda. (Hodges dan Pillipiner,1991).

Kuda yang ditujukan untuk penampilan khusus akan memerlukan latihan khusus untuk membangun perototan dan keluwesan pada saat pertunjukan, namun yang perlu ditekankan dalam memilih seekor kuda adalah pertimbangan bentuk normal tubuh yang baik, proporsi yang seimbang, perkembangan dan temperamen yang bagus. Tindakan dan pembawaannya halus, anggun dan penuh harmonis, serta kemampuan penampilan yang memuaskan. Kelainan pada bentuk normal tubuh dapat mengurangi kesempatan seekor kuda dalam melakukan banyak aktivitas selama masa pelatihannya, dan perkembangan yang tidak tepat akan menciptakan kondisi stres fisik yang akan berpengaruh pada temperamennya. Temperamen dan sikap karakter yang baik dalam beraktivitas akan membuat kuda tersebut menyenangkan untuk dimiliki dan diatur (Hodges dan Pillipiner, 1991). Temperamen dan sikap dari kuda haruslah dipertimbangkan dalam kaitannya dengan olahraga yang akan dipilih dan bagaimana kuda tersebut akan bertahan terhadap tuntutan dari tingkat pelatihan penting.

Sistem Pencernaan Kuda

Saluran gastrointestinal adalah saluran yang bersifat musculo-membranosus yang memanjang mulai dari mulut hingga anus. Pada kuda panjang saluran membran mukosa ini diperkirakan 100 kaki dan berfungsi dalam ingesti, menggiling, mencampur, pencernaan, dan penyerapan makanan dan pengeluaran limbah padat. Organ-organ pencernaan kuda dimulai dari mulut, pharynx, esophagus, lambung, usus halus, usus buntu, usus besar, dan anus. Kuda pada dasarnya adalah hewan yang suka merumput, usus kuda telah dirancang untuk menerima sejumlah kecil serat makanan dengan intake yang teratur dan memerlukan suplai makanan yang konstan tanpa pernah melebihi kemampuan sistem yang ada. Dalam menjaga agar sistem kerja pencernaan kuda efisien maka pemberian pakan sedapat mungkin harus menyesuaikan fisiologis alaminya, oleh karena itu aturan pemberian pakan yang baik adalah memberi sedikit pakan tetapi sering. Kunci alasan dari aturan ini ialah bahwa ukuran lambung kuda relatif kecil kira-kira seperti ukuran bola rugby (Pilliner, 1985). Volume lambung pada kuda dengan berat 500kg rata-rata 7.5-15 liter atau 8-10% dari total kapasitas saluran pencernaan, panjang lambung 0,25 meter dimana fungsi dari lambung sendiri adalah mencampur massa pakan, mencerna beberapa protein, menampung massa pakan, dengan lama waktu penyimpanan untuk air 30-60 menit, sementara untuk pakan kering 30 menit-12 jam (Kohnke, Kelleher, dan Jones, 1999).

Sistem Pernafasan Kuda

Oksigen merupakan sesuatu yang keberadaannya sangat vital dalam kehidupan. Fungsi utama dari sistem respirasi adalah mensuplai oksigen ke dalam jaringan dan mengeluarkan karbondioksida. Sistem respirasi juga berperan penting dalam mengatur suhu tubuh, dan pengeluaran air (cairan tubuh) serta terdiri dari rangkaian aliran udara yang menghubungkan antara paru-paru dan udara luar dimana organ yang berperan dalam hal ini meliputi nasal cavity, pharynx, larynx, trachea, bronchi, dan lungs (paru-paru). Jalan masuk ke rongga hidung dilindungi oleh nostril, dimana pada kuda adalah vaskuler, lembut, lunak, dan bisa luas berdilatasi. Muzle terdiri dari rambut-rambut tentakel dan merupakan organ yang sensitif untuk meraba dan muzle juga berfungsi memastikan makanan tepat untuk dimasukan ke ruang mulut dalam arti memegangnya. Rongga hidung dilapisi oleh membran mukosa yang mampu menghangatkan udara inspirasi. Pharynx merupakan ruang bersama antara saluran hidung dan mulut, larynx menjaga masuknya objek lain ke dalam trakhea pada saat inspirasi dan mengatur aliran udara. Lekuk kartilago disebut juga epiglottis menutup aliran udara pernafasan ketika menelan makanan. Larynx juga sebagai organ suara utama dan memuat tali suara. Trakhea adalah pipa panjang yang bersifat noncollapssible artinya saluran udara tersebut tidak akan melipat, menghubungkan kerongkongan ke paru-paru pada bagian ujung bercabang membentuk bronchi, yang terus kemudian membentuk bronchioli. Paru-paru berpasangan dan berisi banyak kantung udara dimana terjadi pertukaran gas antara udara dan kapiler-kapiler pulmonary.

Pergerakan keluar masuknya udara kedalam paru-paru (respirasi) dicapai oleh adanya kontraksi dan relaksasi dari diafragma dan otot-otot intercostae. Tingkat respirasi tergantung pada keperluan jaringan akan oksigen. Sistem syaraf yang terlibat memiliki sistem yang rumit untuk mengontrol tingkat respirasi. Normalnya dalam kondisi istirahat seekor kuda akan bernafas 8-16 kali permenit dan akan meningkat tajam selama beraktifitas (Hamer, D. 1993).

Sistem Peredaran Darah Kuda

Untuk menghasilkan energi secara aerob, maka oksigen harus dikirim ke otot dengan cepat dan efisien melalui darah yang dipompakan oleh jantung melalui arteri, lalu kapiler darah yang kecil yang mensuplai serat-serat otot. Kondisi homeostasis internal dipertahankan di dalam tubuh kuda oleh adanya sirkulasi darah. Darah disebut sebagai ‘pusat kehidupan’ karena keberadaannya sebagai cairan penting yang menyebar di dalam jaringan tubuh untuk mendukung kehidupan. Beberapa fungsi dari darah adalah:

  1. transportasi nutrisi dari saluran ke jaringan.
  2. mengeluarkan produk sisa metabolisme.
  3. transport oksigen ke dalam jaringan.
  4. transport sekresi endokrin.
  5. penyetaraan kandungan air.
  6. pengatur suhu tubuh.
  7. pengatur kadar asam tubuh.
  8. pertahanan untuk melawan mikroorganisme.
  9. kekebalan penyakit.

10. reaksi alergi.

Sistem sirkulasi terdiri dari jantung dan sistem pembuluh darah diseluruh tubuh. Arteri-arteri mempunyai dinding yang tebal, merupakan pembuluh-pembluh otot yang membawa darah dari jantung. Pembuluh-pembuluh ini bercabang dan ukurannya semakin kecil dan berkembang menjadi arteriol (arteri-arteri kecil) dan akhirnya menjadi apa yang disebut capillary bed (tempat pertukaran cairan dan nutrisi). Kapiler-kapiler bersatu membentuk vena kecil, dan vena-vena ini bergabung membentuk vena dengan ukuran besar yang kembali membawa darah menuju jantung. Arteri pulmonalis membawa darah miskin oksigen dari jantung ke paru-paru, dan darah kaya akan oksigen dikirim kembali menuju jantung lewat vena pulmonalis. Jantung yang besar dan organ yang berotot pada kuda, baik sekali sebagai pembantu dalam sisitem sirkulasi. Akan tetapi terdapat kontrol syaraf yang rumit dari jantung yang dapat berubah dengan tajam terhadap kecepatan ritme jantung pada variasi kondisi fisiologis. Menurut Evans 1989, kecepatan denyut jantung pada kuda dewasa antara 36-40 kali permenit, dimana kecepatan ini agak sedikit lebih rendah pada kuda jenis draft (kuda berdarah dingin) dan agak sedikit lebih tinggi pada kuda-kuda thoroughbred (kuda berdarah panas) . Kecepatan denyut jantung dipengaruhi oleh faktor-faktor fisiologis seperti rangsangan, latihan gerak otot, temperatur lingkungan, pencernaan, tidur, dan kondisi variasi penyakit.

Sistem Urinaria Kuda

Sistem urinaria tediri dari sepasang ginjal, ureter, kantung kemih, dan uretra. Ginjal mengadakan sistem filtrasi darah yang bertanggungjawab terhadap ekskresi berbagai limbah produk dari tubuh. Ginjal mengontrol kesimbangan air, pH, dan tingkat elektrolit serta membersihkan darah dan bertanggungjawab terhadap kestabilan komposisi darah serta semua zat yang masuk ke dalam ginjal. Pada kuda ginjal terletak pada bagian lumbal, adanya kekakuan dan sakit punggung sering dihubungkan dengan penyakit ginjal. Urine kuda normal seharusnya berwarna keruh dan kental (Hamer, D. 1993). Produksi urin kuda normal sekitar 2-11 liter dalam sehari.

Pertulangan Kuda

Kerangka kuda terdiri dari tengkorak, tulang punggung, rusuk, dan tulang dada, tungkai dan lengan. Sistem rangka termasuk tulang dan ikatan sendi, yang mengikat tulang bersama-sama membentuk persendian, adanya rangka memberikan bentuk tubuh, melindungi bagian-bagian tubuh yang lunak, dan melindungi organ-organ vital. Tulang bertindak sebagai pengungkit, menyimpan mineral, dan tempat pembentukan sel darah merah. Tulang kuda keseluruhan terbentuk dari 205 buah tulang (Evans, 1989).

Tulang diklasifikasikan menjadi berbagai macam antara lain panjang, pendek, rata, dan tidak teratur. Fungsi utama dari tulang panjang sebagai pengungkit dan membantu dalam pergerakan dan menopang berat tubuh. Tulang pendek berfungsi dalam meredam hentakan yang dapat ditemukan pada persendian yang rumit seperti pada carpus (lutut), tarsus (hock), dan fetlock (ankle). Tulang pipih menutup ruang yang berisi organ-organ vital: tengkorak (otak) dan tulang rusuk (jantung dan paru-paru). Tulang pipih juga membentuk bidang yang luas sebagai tempat melekatnya otot. Tulang tak beraturan seperti pada tulang belakang; dimana keberadaannya tulang-tulang tersebut sebagai pelindung sistem syaraf pusat.

Periosteum adalah membran yang lebih dulu meliputi tulang diseluruh tubuh. Periosteum melindungi tulang dan merupakan tempat dari penyembuhan dimana terdapat fraktur. Pertumbuhan abnormal pada periosteum dikenal dengan istilah exostosis. Pada kuda, akibat dari periosteum dapat mengakibatkan pertumbuhan tulang yang tidak diinginkan, seperti splint, spavins, dan ringbone.

Training yang benar akan memberikan kekuatan pertulangan yang maksimum pada kuda. Kekuatan tulang seekor kuda akan maksimal bila diberikan perlakuan dengan sejumlah kecil aktivitas yang disertakan dengan variasi gerakan yang berbeda tingkat ketegangannya pada tulang, sebagai contoh ialah lompat gymnastic dan gerakan menyamping. Tulang memerlukan latihan untuk stimulasi pertumbuhannya karena dengan latihan akan menstimulasi peredaran darah dengan baik yang penting untuk membawa nutrisi bagi pertumbuhan, memperbaiki dan meningkatkan pertumbuhan dan membawa hasil sisa metabolisme.

Sistem Otot Kuda

Sel-sel otot secara khusus berfungsi untuk berkontraksi. Kontraksi ini memerlukan energi yang disediakan oleh ’gudang energi’ dari sel berstruktur kecil yang disebut mitochondria, dan bahan bakar gudang energi ini diperoleh dari pemecahan glukosa. Energi juga dapat diperoleh dari pemecahan asam lemak bebas, yang tersedia di dalam darah atau disimpan di dalam jaringan otot.

Kecepatan Pergantian Sel-Sel Darah Merah Kuda

Pengaruh penting lainnya dari adanya latihan pada darah adalah suatu keadaan dimana cepatnya pergantian sel-sel darah merah. Sel-sel mempunyai masa hidup yang terbatas biasanya empat sampai lima bulan. Kondisi tersebut akan berkurang pada saat kuda berkerja keras. Kuda yang berkerja memompakan darah keseluruh tubuh lebih cepat, maka proses pertukaran sel darah merah yang rusak akan cepat juga.

Kelas Kuda

Menurut Oetari (1990), kuda digolongkan menjadi kuda tunggang atau karena ukuran badannya lazim disebut kuda ringan (beratnya hanya antara 400 sampai 600 kg, dengan tinggi pundak antara 145 sampai 170 cm); kuda tarik (berat biasanya di atas 600 kg dengan tinggi antara 145 sampai 175 cm) dan poni (berat antara 200 sampai 400 kg dan tinggi sekitar 145 cm). Kuda ringan dapat digolongkan menjadi 7 kategori.

Kategori yang paling banyak dari kuda ringan adalah yang disebut three gaited horse. Disebut demikian karena latihannya diarahkan pada pengembangan ketrampilan berjalan, yang terkenal dengan 3 cara berjalan yaitu walk, trot dan canter. Kuda yang termasuk dalam three gaited horse adalah American Saddle Horse, Morgan dan Arabian. Namun demikian kuda-­kuda lain yang memiliki kemampuan tinggi juga dapat dimasukkan pada kategori ini.

Kuda yang termasuk golongan five-gaited horse, di samping ketrampilan walk, trot dan canter juga diperhatikan slow gait dan rack. Dua hal yang terakhir itu sangat sulit untuk diajarkan, hingga kuda yang termasuk kategori five gaited horse biasanya harganya jauh lebih mahal. Kuda-kuda ini umumnya termasuk dalam registrasi American Saddle Horse.

Walkinghorse kebanyakan terdiri dari satu bangsa. Kuda yang termasuk dalam Tennessee Walking Horse yang dikembangkan oleh para pemilik perkebunan di Tennessee, menempati tempat yang cukup unik dalam kontes atau pameran kuda dan merupakan salah satu jenis kuda yang populer dalam hal kecantikan dan kemampuannya beratraksi.

Stock horse diturunkan dari kuda mustang dan tidak jelas cara pemuliaannya. Ini merupakan kelas paling besar dari kuda ringan Yang jumlahnya di Amerika Serikat mencapai 400.000 ekor. Banyak stock yang tercatat sebagai Quarter Horse atau setidaknya yang disebut half atau quarter bred. Beberapa di antaranya juga mempunyai darah Morgan. Kuda Polo poni yang pernah suatu saat sangat populer, sekarang terbatas pada orang-orang tertentu saja karena harganya yang mahal. Biaya pengangkutan, latihan, pakan dan pengeluaran-pengeluaran yang lain cukup besar hingga popularitasnya terbatas pada orang-orang kaya saja.

Hunter dan Jumper biasanya merupakan bagian dari bangsa Thoroughbred. Hampir di setiap negara bagian di Amerika Serikat mempunyai organisasi pemburu serigala dan bangsa Thoroughbred atau Half Thoroughbred sangat ideal untuk tugas perburuan tersebut.

Kuda Balap merupakan jenis kuda yang banyak peminatnya. Di Amerika Serikat balapan kuda Thoroughbred memperlombakan jarak sejauh 6 furlong (= 0,75 mil) sampai 2 mil baik di permukaan rata maupun menanjak, atau sampai sejauh 4 mil di kawasan hutan atau semak. Bangsa Standarbred dan Morgan diperlombakan dengan beban jarak 1 mil. Kuda Quarter Horse hanya dilombakan sejauh 0,25 mil.

Sunday, April 6, 2008

Olag Raga Berkuda

Berkuda adalah suatu olahraga yang menuntut suatu variabel tertentu antara lain keterampilan, kebugaran fisik dan penerapan teknik-teknik berkuda, walaupun barangkali tidak terlalu di tekankan kepada atlit (Churchild, 1993). Atlit dibina berdasarkan minatnya, keterampilan dan kesungguhannya, sementara kuda dikembangkan melalui pemasukan kuda dari luar negri atau diternakkan di dalam negri (Soekotjo, 2005). Adapun kebaikan olahraga berkuda antara lain, tidak terbatas oleh usia, jenis kelamin, kondisi fisik/ mental/ emosi (Motira, 2005).

Pengaruh perkembangan teknologi modern membawa peranan kuda yang semula lebih dominan bagi keperluan militer, kemudian beralih untuk kegiatan olahraga. Hikmah dari kemajuan teknologi yang mulai dinikmati manusia, telah mengubah anggapan semula terhadap kuda sebagai budak yang bisa digunakan sesuka hati, menjadi teman yang harus dihargai dan diperlakukan sebagaimana layaknya.

Berbagai macam olahraga berkuda yang selama ini dikenal diantaranya yaitu, Polo berkuda, perlombaan Kereta Berkuda, Tent Pegging, Gymkhana, berburu, Equestrian, dan lain-lain. Berikut merupakan penjelasan secara garis besar mengenai beberapa jenis olahraga berkuda yang umum diperlombakan di Indonesia.

1. Polo Berkuda

Sejak tahun 525 SM beberapa negara di Timur Tengah telah mengenal permainan polo berkuda. Diduga permainan ini berasal dari negeri Parsi. Di Parsi permainan ini disebut Chaugan, sedang di Assam (India) dikenal dengan nama Manopur. Sejak tahun 1850, polo berkuda sangat digemari oleh para pengusaha perkebunan teh di Assam. Satuan kavaleri Inggris memberikan perhatian pada olahraga ini, sehingga kemudian resimen ke 10 Hussars mendemonstrasikannya kepada penduduk kota Hounslow (Inggris). Olahraga polo berkuda kemudian dikenalkan ke Amerika pada tahun 1883, sekarang Argentina merupakan negara yang selalu tampil dan mengungguli pertandingan olahraga ini. Objek dari permainan ini adalah memasukkan bola ke gawang tim musuh dengan menggunakan tongkat kayu, setiap tim terdiri dari empat orang pemain dimana masing-masing pemain berada diatas kuda.

2. Gymkhana Berkuda

Gymkhana merupakan permainan berkuda, kebanyakan dilakukan oleh penunggang remaja. Dalam kecepatan tinggi penunggang berusaha melewati atau mengitari rintangan (barrel race) atau melakukan permainan-permainan lainnya dengan menunggang kuda.

3. Equestrian (ketangkasan berkuda)

Seperti halnya olahraga berkuda lainnya ketangkasan berkuda (equestrian), olahraga yang melibatkan dua mahluk. Kuda dan atlitnya (rider/penunggang) harus sering berinteraksi agar terjalin kerja sama dan kasih sayang antara keduanya, serta tercipta kedisiplinan dan perhatian satu sama lain. Olahraga equestrian terdiri dari disiplin (cabang):

a. Tunggang Serasi

Dressage adalah suatu kata dalam bahasa Perancis yang berarti pendidikkan.” Kuda-kuda dilatih untuk melakukan manuver gerakan-gerakan rumit dengan sedikit gerakan perintah dari tangan , kaki, dan berat tubuh yang mana merupakan perintah yang diberikan oleh penunggang (Mike dan Diana, 1998). Sedangkan judge Mrs.Clem Kelly (AUS) dalam http://www.equestrian-indonesia.org/dressage.htm (2005), mendefinisi tunggang serasi atau Dressage adalah cabang olahraga olimpik – dan merupakan dasar dari semua nomor ketangkasan berkuda. Selain menjadi olahraga yang sangat kompetitif, dressage juga merupakan kesenian. Yang dilihat adalah keindahan dan keanggunan seekor kuda yang atletis, lentur dan luwes yang bergerak sesuai dengan pertolongan yang sangat halus dari penunggangnya. Ia melakukan serangkaian gerakan yang diberikan nilai antara 0-10, mirip dengan olahraga senam lantai/ gymnastics. Dengan peningkatan kemampuan kuda yang dicapai dalam waktu berberapa tahun, keselarasan dalam keserasian dan kepercayaan total didapatkan diantara kombinasi kuda-penunggang. Test dressage tingkat tinggi mengandalkan kesenian para master dressage klasik dengan tujuan akhir - kesempurnaan total.

Cabang olahraga berkuda ini menuntut keserasian baik penunggang maupun kudanya pada saat melakukan suatu gerakan, dimana keterampilan dan pengalaman penunggang sangat menentukan untuk menciptakan atau membentuk kelincahan dan keluwesan dari tiap gerakan yang dihasilkan sehingga terkesan kuda melangkah dan bergerak atas dasar keinginan sendiri tanpa adanya perintah dari penunggang.

Tujuan Dressage atau Tunggang Serasi adalah pengembangan fisik kuda dan keserasian penunggang dengan kuda. Keterampilan dan mutu yang baik terlihat dari ayunan langkah yang bebas dan sama rata, seolah kuda bergerak mudah dan tanpa beban. Kudanya memberi kesan bahwa ia melakukan semua gerakan dengan sendiri, karena pertolongan yang ringan dari penunggang tidak dapat terlihat lagi.

Dalam semua kompetisi, kuda harus menunjukkan tiga cara berjalan: Walk, Trot dan Canter, dan juga transisi dari dan ke berlainan cara berjalan dan dalam cara berjalan sendiri (collection – extension – collection).

Adapun tes dengan tingkat kesulitan yang berbeda. Tes tingkat mudah mencakup gerakan seperti Halt (berhenti), Rein-Back (mundur), lingkaran kecil, Walk-Pirouette (berputar di tempat) dan gerakan menyamping. Tingkat sedang juga mencakup flying changes (ganti kaki di udara) di canter. Dalam tingkat Grand-Prix, yaitu yang paling sulit yang juga dipertandingkan dalam Olimpiade, adapun gerakan seperti Piaffe, dimana kuda memberi kesan seolah ia berjalan di tempat, dan Passage, yaitu trot dengan langkah yang lebih diayun, dengan “suspensi” dan ke atas.

Dalam tes Freestyle to Music penunggang dapat menentukan sendiri lagu, koreografi dan urutan gerakan yang wajib diperlihatkan. Dalam Freestyle tersebut yang dinilai adalah kemampuan teknis dan pertunjukan yang artistik. Dalam bagian artistik juga sangat penting agar kuda dapat melakukan semua gerakannya seiring dengan irama musik.

b. Lompat Rintangan

Jumping kemungkinan telah dimulai sejak dahulu kala karena kuda-kuda telah menjadi alat transportasi utama, (Mike dan Diana,1998). Show Jumping atau lompat rintangan adalah olahraga khusus dan terdapat banyak program kebugaran yang terdiri dari pendidikan dan pengembangan/peningkatan teknik melompat kuda tersebut, program pelatihan akan bervariasi tergantung pada umur dan kemampuan dari kuda tersebut (Pilliner, 1993). Tetapi lompat rintangan adalah suatu aktivitas atletik untuk kedua-duanya yakni pengendara dan kuda; kebugaran, pelatihan dan naluri/bakat/insting kompetitif menjadi faktor yang utama dimana akan membuat perbedaan antara kegagalan dan sukses dalam rangka membentuk kuda atlit (Churchill,1982). Show-Jumping banyak memerlukan konsentrasi berfikir dan strategi. Lompat rintangan melengkapi pendidikan dasar si penunggang maupun seekor kuda tunggang, dan pada umumnya latihan jumping dijadwalkan sebanyak dua atau tiga kali dari enam hari latihan per minggu.

Tujuan utama adalah menyelesaikan course atau lintasan yang telah ditentukan tanpa menjatuhkan rintangan, (http://www.equestrian-indonesia.org/showjumping.htm). Course designer merancang lintasan yang berbeda untuk setiap pertandingan showjumping, dan dapat menyesuaikan tingkat kesulitan lintasan dengan jenis atau level pertandingan. Panjang lintasan minimal 150m, maksimal 1200m. Luas arena standar internasional adalah 90x45 meter, dengan alas/ ground pasir atau rumput.

Jenis rintangan merupakan rintangan lompat tinggi (misalnya vertical, upright, wall, dengan tinggi maksimal 1,60m), lompat jauh (water jump, dengan lebar 2,5m sampai 4,5m) dan tinggi-jauh (oxer, triple-bar, tinggi maksimal 1,60m, lebar maksimal 2m dan 2,20m), dan rintangan-rintangan tersebut dapat berdiri sendiri atau digabungkan dalam kombinasi yang terdiri dari dua sampai tiga rintangan dengan jarak diantara dua rintangan minimal 6,5m dan maksimal duabelas meter.

Poles atau batang kayu/ dolken dengan panjang 3,5m atau 4m, berdiameter +/- 10cm, diletakkan pada cups yang dipasang di sayap rintangan dan dapat jatuh apabila tersentuh kaki kuda.

Masing-masing rintangan diberikan nomor, dan arah melompat ditandakan dengan dua bendera yang dipasang di atas sayap rintangan, sebelah kanan merah dan sebelah kiri putih.

Peta lintasan atau course plan dipajang di papan informasi pertandingan. Sebelum bertanding, para penunggang berbusana pertandingan lengkap, terkadang bersama pelatih, menjalankan lintasan terlebih dahulu. Hal tersebut membantu penunggangnya untuk menghafalkan urutan rintangan dan mengukur jarak diantara rintangan guna menentukan strategi yang diambil untuk menyelesaikan lintasan sebaik-baiknya. Walaupun lintasan dibangun dengan ukuran metrik, yang dihitung pada saat walk the course adalah langkah penunggang empat banding satu, yaitu empat langkah penunggang sama dengan satu langkah atau stride kuda. Sebagai contoh: Dalam ukuran metrik jarak diantara dua rintangan misalnya merupakan sepuluh sampai sebelas meter. Kalau jarak yang diukur oleh penunggang adalah duabelas langkah, duabelas dikurangkan empat langkah untuk landing sama dengan delapan langkah atau dua stride kuda.

Kebanyakan tipe kompetisi lompat rintangan mengandalkan kecepatan – ketepatan – kegesitan: tim penunggang-kuda harus mengatasi lintasan dengan 6 sampai 14 rintangan, dalam waktu tertentu, dengan kesalahan minimal.

Peraturan utama lompat rintangan menurut data http://www.equestrian-indonesia.org/showjumping.htm: Apabila seorang kompetitor melakukan kesalahan seperti menjatuhkan sebuah rintangan, menolak atau melebihi waktu yang diperbolehkan ia dikenakan faults atau angka kesalahan. Untuk setiap rintangan yang jatuh, dikenakan empat faults, begitu pula kalau kuda menyentuh air di water jump dan untuk penolakan. Peserta hanya diperbolehkan menolak satu kali. Pada penolakan kedua, judge bunyikan lonceng yang menandakan bahwa pesertanya eliminated atau tersisihkan dari putaran yang sedang dijalankan. Eliminasi juga terjadi apabila penunggang melompati rintangan sebelum lonceng menandakan start, apabila kuda enggan melewati garis start atau finish, dan kalau melompati rintangan yang salah atau dari arah yang salah. Jatuh dari kuda dan jatuh bersama kuda, juga menyebabkan eliminasi.

Untuk melebihi waktu yang diperbolehkan (time allowed), faults diberikan per satuan detik, tergantung tipe kompetisi. Waktu yang diperbolehkan didapatkan dari perhitungan panjang lintasan dengan speed atau kecepatan yang bervariasi antara 300m/ menit hingga 400m/ menit. Batas waktu (time limit) adalah dua kalinya waktu yang diperbolehkan, dan melewatinya menyebabkan eliminasi juga.

Pemenang kompetisi adalah ia yang memiliki angka kesalahan yang paling kecil, dapat meyelesaikan lintasannya dalam waktu tercepat atau mengumpulkan point tertinggi, tergantung daripada tipe kompetisi. Salah satu jenis kompetisi lain adalah puissance atau adu lompat tinggi, dimana tinggi rintangan dapat mencapai dua meter lebih, atau kompetisi lompat jauh.

Apapun jenis kompetisinya, showjumping selalu membuat para penonton tegang. Keaneka ragaman dan variasi kompetisi menambahkan segi atraksi baik untuk kompetitor maupun penonton.

c. Trilomba

Menurut data http://www.equestrian-indonesia.org/eventing.htm, Eventing atau Trilomba adalah pertandingan kombinasi yang mengandalkan pengalaman penunggang dalam semua nomor berkuda. Kuda maupun penunggang, harus memiliki kecekatan dan serba bisa. Pesertanya mengikuti pertandingan kombinasi yang terdiri dari tiga tes: dressage, cross-country - sebagai tes utama - dan jumping, dengan kuda yang sama selama pertandingan berlangsung. Hal itu tentunya membutuhkan kerjasama antara kedua atlit yang saling percaya, dan juga pelatihan yang terstruktur dan sistematis dalam semua disiplin tadi. Hanya pelatihan yang baik dan teratur menghasilkan atlit yang mahir dalam semua disiplin dan berstamina cukup untuk menghadapi pertandingan yang dinilai cukup berat ini.

Perhitungan trilomba dilakukan dalam sistem penalty points. Artinya, para peserta berusaha mendapatkan angka penalti sesedikit mungkin untuk mengungguli pertandingan yang pada umumnya berlangsung selama satu (One Day Event) sampai tiga hari (Three Day Event). Tingkat kesulitan dibagikan dalam level One Star hingga Four Star Eventing.

Setelah diawali dengan inspeksi kesehatan kuda oleh dokter hewan, pertandingan Eventing selalu dimulai dengan Dressage Test. Walaupun terlihat sangat mudah, dressage adalah bagian pertandingan yang cukup sulit untuk para peserta eventing karena kuda yang sebenarnya dipersiapkan secara maksimal untuk menghasilkan power and speed pada tes-tes berikutnya, disini dituntut untuk tampil bagaikan penari, dengan gerakan yang hanya dapat dihasilkan secara baik apabila kuda cukup lentur. Disisi lain tes dressage tentunya memperlihatkan baik buruknya basic training, yaitu sebaik apa kuda dan penunggang terlatih dalam disiplin dasar berkuda.

Tes tunggang serasi terdiri dari berberapa gerakan yang telah ditentukan, yang dipertandingkan di sebuah arena yang berukuran 20x60 meter. Seperti dalam pertandingan tunggang serasi biasa, juri memberikan nilai pada setiap gerakan yang dilakukan masing-masing peserta, dan good points yang dikumpulkan itu dijadikan angka persentase. Hasil persentase rata-rata yang diperoleh masing-masing peserta dikurangi dari angka 100, kemudian dikali 1,5 untuk mendapatkan angka penalti yang akan dibawa oleh pesertanya ke babak kedua, yaitu cross-country, yang biasanya dilakukan keesok harinya.

Walaupun ketiga disiplin dalam trilomba sama pentingnya, fokus pertandingan adalah tes kedua, babak cross country atau rintangan alam, yang menguji kecepatan, keberanian, daya tahan dan kemampuan melompat si kuda serta keberanian dan kemampuan si penunggang. Cross country ini dinilai sebagai tes yang memiliki risiko tertinggi untuk kuda maupun penunggang, dan keduanya biasanya akan mengenakan perlengkapan pelindung seperti boots khusus untuk kuda dan body protector untuk penunggang. Mengenal risiko yang dihadapi peserta itu, adalah hal yang biasanya sangat menegangkan para penonton.

Menurut peraturan, test cross country terdiri dari empat fase: Fase A dan C: Roads and Tracks, fase B: Steeple-chase, dan fase D: Cross-country Obstacles. Pada One Day Event, fase B dan C tidak diikutsertakan dan fase A juga optional. One Day Event boleh diselenggarakan dalam 1, 2 atau 3 hari. Pada umumnya, cross country terdiri dari 25-45 rintangan yang solid. Diantara rintangan biasanya juga ada salah satu dimana kuda harus melompat kedalam air. Panjang lintasan adalah antara 2.500m-7.410m di lapangan alam yang bergelombang. Tergantung fasenya, kecepatan kuda antara 220-690 meter per menit.

Apabila peserta melakukan kesalahan di rintangan, akan dikenakan penalti sebagai berikut: Pada rintangan yang sama, penolakan pertama, melewati atau melingkari rintangan: 20 penalti, kedua kali ditambah dengan 40 penalti, ketiga kali peserta tereliminasi. Pada fase D baru tersisihkan pada penolakan keempat (di rintangan yang berbeda). Apabila penunggang jatuh dari kuda pertama kali pada sebuah rintangan, dikenakan 65 penalti. Jatuh kedua kalinya atau apabila kuda jatuh, mengakibatkan peserta tereliminasi.

Berdasarkan panjang lintasan dan kecepatan kuda yang sudah ditentukan, juri mengkalkulasikan Optimum Time. Peserta yang menyelesaikan tes dengan waktu yang paling mendekati optimum time adalah yang terbaik, tetapi apabila telah melampaui optimum time, peserta akan dikenakan penalti, tergantung fase yang mana, antara 0,4 dan 1 penalti per detik. Semua penalti tadi akan dibawa bersama penalti dari hasil tes dressage ke babak berikutnya, yaitu tes Jumping.

Tes Jumping berlangsung pada hari terakhir setelah kembali diadakan inspeksi kesehatan hewan. Maksud daripada tes jumping tersebut adalah membuktikan bahwa setelah melalui tes pertama dan kedua, kuda masih cukup gemulai dan bertenaga untuk melompati sebuah lintasan rintangan dengan panjang 350-600m berisi 10-16 rintangan show jumping dengan kecepatan 350-375 meter per menit. Peraturan yang berlaku adalah peraturan Showjumping, kecuali bahwa dalam eventing peserta boleh jatuh dari kuda satu kali yang akan dikenakan 8 penalti.

Setelah melalui semua tes diatas, peserta yang berhasil mendapatkan penalti paling kecil menjadi pemenang.

d. Endurance

Menurut data (http://www.equestrian-indonesia.org/endurance.htm), Endurance merupakan kompetisi melawan waktu untuk menguji kecepatan dan kemampuan ketahanan kuda, yang sekaligus diharapkan dapat menunjukkan pengetahuan si penunggang mengenai kecepatan dan penggunaan kudanya melalui lintas alam. Prestasi kuda yang ditunjukkan melalui berbagai macam permukaan dan halangan alam sangatlah penting untuk menentukan kepandaian berkuda si penunggang dan sikap kudanya sendiri.

Sebuah kompetisi terdiri dari berberapa tahap. Setelah setiap tahap (pada prinsipnya setiap 40 km), diadakan sebuah inspeksi kesehatan hewan yang diatur sebagai gerbang veteriner yang menuju kawasan pemberhentian yang diambil waktunya (waktunya terhitung dari saat detak jantung kuda menunjukkan 64 detak/ menit; sampai saat itu waktu dianggap sebagai waktu menunggang). Tahap-tahap endurance dapat berlangsung hingga dua hari atau lebih.

Perjalanannya tidak boleh mengandung lebih dari 10 persen permukaan jalanan keras. Bagian yang lebih sulit sebaiknya tidak terdapat di bagian akhir kompetisi. Untuk kompetisi yang berlangsung lebih dari satu hari, rata-rata jarak minimum untuk pertandingan internasional biasa adalah 80 km dan dalam pertandingan resmi 100 km. Untuk kejuaraan satu hari, jaraknya biasanya 160 km dengan waktu tempuh sekitar sepuluh sampai duabelas jam.

Endurance race adalah semacam Pacuan Marathon Berkuda dimana seorang penunggang bersama seekor kuda menempuh jarak jauh (antara 20 km “Baby Race” sampai 160 km/ hari atau 2 hari à 100 km) dalam waktu sesingkat-singkatnya. Adapun titik pemberhentian yang ditentukan untuk minum (Water Point), inspeksi dan istirahat kuda. Peserta dibantu oleh tim pendukung atau Crew yang terdiri dari dua orang yang mengurusi kuda dan satu pengemudi kendaraan pendukung.

Yang penting adalah menjaga kondisi kuda agar ia dapat lulus pemeriksaan tim dokter hewan dimana detak jantung kuda tidak boleh melampaui 64 detak/ menit, kuda tidak boleh pincang, dehidrasi, anemia, kulit lecet/ sensitive dan kram atau kolik. Kuda yang menunjukkan tanda kelelahan dan kiranya kesehatannya terancam apabila ia melanjutkan pacuan, dieliminasi oleh tim veteriner dan keputusan mereka tidak dapat diganggu gugat.

Peserta yang menyelesaikan pacuan dalam waktu tersingkat dan dengan kuda berkondisi baik hingga 2 jam setelah pacuan berhenti dinyatakan menang. Endurance dinilai sangat cocok untuk masyarakat berkuda Indonesia karena beberapa faktor, antara lain:

· relatif rendah biaya dan membutuhkan fasilitas minim

· kuda apa saja dapat mengikutinya asal sehat

· kuda Indonesia, terutama asal Padang sangat cocok untuk jenis olahraga ini yang menuntut ketahanan dan stamina kuda yang baik

· tidak memerlukan kuda bersilsilah, peralatan canggih atau mahal

· kemampuan ekuestrian tidaklah harus terlalu tinggi sehingga pemula segala umur pun dapat ikut serta asalkan ia dapat mengontrol kuda

· kita berpeluang besar untuk mendapatkan tempat di peta berkuda internasional