Pemeriksaan Kesehatan Rutin
Untuk melihat kondisi kuda kesehatan kuda dapat dilakukan pengamatan kuda baik tingkah laku maupun pemeriksaan secara dekat. Kuda yang bersuara parau bahkan sampai tidak bersuara menunjukkan adanya keabnormalan fungsi faalinya yang bersifat sementara atau berkelanjutan.
Perubahan-perubahan fungsi dan struktur tubuh abnormal yang mungkin awalnya dipengaruhi oleh penyakit ringan, memiliki arti penting dalam menentukan pemeriksaan, diagnosa, prognosa, etiologi, penyebab peyakit, terapi dan perawatan kuda sakit (Medivet, 2001). Sementara itu untuk mendapatkan kuda yang sehat melibatkan latihan, pakan, dan seluruh manajemen stable. Sebelum masuk pada program latihan, beberapa prosedur rutin harus dilaksanakan yang diperlukan untuk kesehatan dan kenyamanan hewan.
· Pemeriksaan Kuku.
Tukang tapel (farrier) hendaklah dihubungi untuk memeriksa kaki kuda dan memeriksa kecocokan/pas tidaknya sepatu kuda yang baru dipasang, serta perlu tidaknya penggunaan tapel khusus akan tetapi perlu diperhatikan juga kesimetrisannya hasil dari pemasangannya. Sepatu baru hendaklah baiknya diganti dan dipasang setiap empat atau enam minggu sekali selagi kuda dalam kondisi kerja.
· Pemeriksaan gigi
Gigi hendaklah teratur dan tidak terdapat ujung yang meruncing. sebaiknya gigi dikikir secara teratur minimal setahun sekali (Hamer.D, 1993), keadaan gigi harus diperiksa ketajamannya terhadap adanya bentuk gigi yang tidak rata. Adanya ketajaman pada bagian ujung akan memerlukan perlakuan pengikiran (Teeth Rasping) oleh pihak yang berkompeten agar kuda tidak mengalami ketidaknyamanan pada saat makan atau ketika ‘bit’ dipasangkan pada mulut dan meningkatkan efisiensi penggilingan makanan agar menjadi partikel makanan yang lebih kecil. Adapun jika gigi yang tidak terawat akan berkembang menjadi berbahaya meruncing di bagian sudut gigi, dengan sangat merobek bagian dalam pipi, gusi, lidah sehingga kuda akan mendapatkan kesulitan pada saat mengunyah makanan, pakan yang tidak tercerna dengan baik akan mengganggu motilitas usus yang akan membawa pada kondisi spasmodik kolik.
· Pemeriksaan nostril
Nostril hendaklah terbuka, tidak berlebihan pada saat mengembus, bersih dan kering serta bebas dari discharge. Udara yang keluar maupun yang masuk dapat mengalir dengan bebas dan tidak terdapat bau yang tidak menyenangkan.
· Pemeriksaan respirasi
Tingkat respirasi normal permenit antara10-15 nafas permenit (Hawcroft, 1990). Pemeriksaan respirasi kuda pertama dapat dilakukan dengan memanfaatkan jarak sekitar 2 meter, dengan menuntun kuda berjalan atau berlari. Hal yang diperhatikan adalah cepat atau lambatnya pernafasan, ketidak teraturan atau iramanya, dangkal atau dalamnya, ringan atau berat, berisik atau tenang, yang kesemuanya tergantung pada kebugaran kuda, latihan, kegembiraan, dan temperatur harian. Pernafasan yang cepat, irregular, berisik, dangkal atau berat merupakan suatu kondisi pernafasan yang abnormal yang memerlukan perhatian medis. Tingkat pernafasan dapat diketahui dengan langsung menempatkan tangan di atas nostril dan merasakan pergerakan udara atau dengan memperhatikan pergerakan tulang rusuk atau nostril.
· Pemeriksaan denyut jantung (pulsus)
Untuk kuda dalam keadaan istirahat denyut jantungnya adalah 30-40 denyut permenit dengan irama yang teratur (Hawcroft, 1990). Untuk pemeriksaannya, dapat dengan menempatkan tangan dan meraba dada di belakang ujung dari elbow dekat kaki depan kiri di posisikan kira-kira satu per tiga di depan kaki kanan.
Tabel 3.1. Nilai Normal Fungsi Vital Kuda
Tingkat Pulsus (istirahat) | |
Kuda dewasa Anak kuda (umur 2 minggu) Anak kuda (umur 4-6 minggu) Anak kuda jantan dan anak kuda betina (umur 6-12 bulan) Kuda muda (1-2 tahun) | 30-40 pulsus/menit 100 pulsus/menit 70 pulsus/menit 45-60 pulsus/menit 40-50 pulsus/menit |
Sumber : the research staff of Equine Research Publications, 1977, Appendix halaman 560.
· Pemeriksaan temperatur
Thermometer di licinkan dengan menggunakan vasline dapat digunakan untuk melakukan pemeriksaan temperatur kuda. Temperatur dimasukan melalui anus ke dalam rectum sekitar dua per tiga bagian dari panjang thermometer, dibiarkan selama 1 menit. Range normal temperatur kuda adalah berkisar dari 37,7oC sampai 38,6oC (Hawcroft, 1990).
Tabel 3.2. Berbagai Kondisi Tubuh Berdasarkan Temperatur Suhu Tubuh
Temperatur | |
Range Normal Rata-rata normal Demam Ø Ringan Ø Moderate Ø Tinggi Ø Sangat tinggi | 37.5 – 38.6 0C 380C 38.0 – 39.20C 39.2 – 400C 40.0 – 41.20C Diatas 41.20C |
Sumber : the research staff of Equine Research Publications, 1977, Appendix halaman 560.
· Pemeriksaan mulut
Bibir hendaklah bersih dan kering, tidak terdapat gejala salivasi yang berlebihan (berbuih), nanah, darah dan bau yang tidak menyenangkan, jika terdapat hal tersebut di atas maka menandakan adanya gangguan kesehatan dan perlu dilakukan tindakan pengobatan.
· Pemeriksaan Mata
Mata kuda normal hendaklah jernih, cemerlang dan bersinar serta terbuka tanpa ada kemerahan pada bola mata atau sclera (bercak putih pada mata), lembab dan conjunctiva berwarna pink mengkilap. Pemeriksaan mata dapat dilakukan dengan memberikan suasana gelap kemudian dengan menggunakan bantuan lampu senter atau alat sejenis yang disorotkan kearah mata dengan tujuan menilai reflek pupil mata dengan demikian kita dapat melihat respon mata kuda dimana pupil berkontraksi. Juga hendaklah diperhatikan kesimetrisan antara kedua bola mata. Sementara itu kelainan yang kemungkinan ditemukan pada saat pemeriksaan adalah penonjolan membrana nictitans yang disebabkan oleh adanya infeksi tetanus; pucatnya membran mukosa conjunctiva dapat mengindikasikananemia, toxemia, atau jaundice; dan suatu penonjolan dan cekungan kondisi mata tanpa kelembaban dan cahaya mata yang normal, merupakan indikasi bahwa telah terjadi dehidrasi, dimana ini semua merupakan suatu kondisi yang serius. Test lain untuk pemerikasaan mata sulit dilakukan oleh karena itu hendaklah sebaiknya diserahkan pada ahli medis.
· Pemeriksaan telinga
Telinga yang baik hendaklah berdiri tegak dalam keadaan waspada tetapi tidak kaku, kondisi telinga yang turun, jatuh kemungkinan menandakan adanya kerusakan tendon telinga. Seperti pada pemeriksaan lain diawali dengan pemeriksaan visual dengan memperhatikan adanya keganjilan dan penampilan umum pada telinga, dan pemeriksaan respon terhadap suara. Telinga kuda jika pada saat di ‘handle’ maka kuda tidak akan memperlihatkan adanya tanda-tanda reaksi sakit, bergerak dengan fleksibel. Hendaklah juga memperhatikan adanya gejala-gejala seperti hematoma dan luka goresan serta permukaan interior (pinna) diperiksa untuk adanya plak-plak (sebum) yang berlebihan di telinga. Kehadiran parasit yang ditemukan pada bagian dalam telinga jika dibiarkan tanpa mendapatkan pengobatan dapat menyebabkan kegatalan yang hebat dan melekatnya parasit tersebut akan menyebabkan rusaknya jaringan telinga. Pada infestasi yang berat menyebabkan akumulasi serpihan yang memerlukan tindakan pembersihan bahakn pengerokan.
· Pemeriksaan kulit
pemeriksaan kulit merupakan salah satu langkah pertama untuk melihat kondisi kesehatan kuda secara menyeluruh, bagi kuda-kuda yang mendapatkan perawatan rutin, keadaan kulit harus kering, halus dan mengkilap, serta terbebas dari eksternal parasit. Kuda yang berkeringat pada saat istirahat adalah tanda bahwa kuda mengalami peingkatan suhu badan ata demam (Hamer, 1993).
· Pemeriksaan feses (manure)
Menurut Hawcroft (1990), biasanya kuda mengeluarkan feses 10-15 kali dalam sehari. Warna, konsistensi, volume, bau dan frekuensi defekasi sangat tergantung pada jenis pakan dan program latihan yang diterima. Seekor kuda yang menerima diet seimbang mengeluarkan feses yang berwarna coklat, berbentuk, cenderung hancur ketika jatuh ke tanah dan mempunyai bau yang tidak menyenangkan. Kuda-kuda yang memakan rumput berair akan sering mengeluarkan feses dengan keadaan berwarna hijau, tidak berbentuk, seperti feses sapi; pemberian dalam volume besar dengan rendah kualitas hay, feses akan sulit keluar, berwarna kehitaman.
· Pemeriksaan urin
Gejala-gejala abnormal dari urin antara lain dapat berupa tidak adanya pengeluaran urin dalam waktu 24 jam (anuria), jumlah pengeluaran urin yang berlebihan (polyuria), urin bewarna coklat kemerahan (haematuria) atau berwarna merah darah. Jika curiga terhadap adanya kelainan, dapat dengan mengumpulkan sampel urin dalam tabung dan tempatkan di refrigerator untuk pemeriksaan lab. Tabel 1.1. berikut menunjukan nilai beberapa variable urin pada kuda.
Tabel 3.3. Nilai beberapa variabel urin pada kuda
| Range | Rata-rata |
Berat jenis | 1.025 – 1.060 | 1.040 |
Range pH | 7.5 – 8 | |
Kuantitas | 5 – 8 (liter/hari)* | |
*Penampilan warna kuning, gelap.
Sumber : the research staff of equine research publications, 1977, Appendix halaman 560.
· Pemeriksaan parasit
Hampir seluruh kuda diinfestasi oleh parasit hanya saja derajat tingkatan infestasi yang bervariasi antara kuda satu dengan yang lainnya baik ektoparasit maupun endoparasit. Parasit-parasit ini seringkali menyabotase persediaan nutrisi kuda yang diinfestasi dan menimbulkan banyak masalah seperti bulu rambut kasar, penurunan berat badan, anemia, kelesuan, diare dan penampilan keseluruhan yang buruk masing-masing dapat diakibatkan oleh infestasi parasit. Infestasi juga dapat menimbulkan stress pada kuda, menyebabkan penurunan resistensi terhadap infeksi virus dan bakteri. Kemugkinan terburuk adalah parasit mengadakan migrasi melalui jaringan tubuh, merusak hati, rapu-paru, sistem sirkulasi, organ-organ dan sistem spesifik-spesifik lainnya. Kemungkinan paling berbahaya adalah migrasi dari parasit Strongylus vulgaris. Pada tahap larva parasit ini memperluas kerusakan pada anterior arteri mesenterika yang mana mengurangi kadar darah dalam porsi besar pada saluran intestin. Ketika arteri tersebut mengalami kerusakan dalam jumlah besar maka thrombus (bekuan darah) akan terbentuk. Bagian-bagian kecil dari bekuan darah, dikenal juga sebagai emboli, dapat memutus dan menyumbat banyak aliran darah dari saluran intestin. Beberapa peneliti memperkirakan bahwa 90% lebih dari semua kolik berhubungan dengan kerusakan yang dilakukan oleh Strongylus vulgaris.