Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Sunday, April 6, 2008

Klasifikasi Zoologis dan Asal Muasal Kuda

Kuda termasuk golongan hewan dalam filum Chordata yaitu hewan yang bertulang belakang, kelas Mamalia yaitu hewan yang menyusui anaknya, ordo Perissodactyla yaitu hewan berteracak tak-memamah biak, famili Equidae, dan spesies Equus caballus. Keledai yang digunakan untuk persilangan dengan kuda sejati hingga dihasilkan bagal (mule) merupakan spesies lain yaitu Equus asinus (Soehardjono, 1990).

Seperti diduga, bahwa pada mula pertama, kuda dimanfaatkan bukan sebagai hewan beban atau hewan kesenangan. Suatu kawasan di Perancis bagian Selatan yang digali oleh para petugas arkeologi telah menemukan tulang-tulang dan memperkirakan adanya 100.000 ekor kuda yang terbenam di situ. Ini menimbulkan dugaan bahwa manusia primitif pada waktu dulu telah memburu dan memanfaatkan kuda sebagai sumber bahan makanan manusia. Periode selanjutnya, kuda itu diperah dan sampai saat inipun hal itu masih dilakukan di beberapa bagian dunia. Kuda dapat menghasilkan susu 15 sampai 20 liter sehari. Di beberapa bagian dunia, susu kuda masih dihargai dan lebih disukai daripada susu sapi.

Pendapat yang dikemukakan oleh Darwin (1859), bahwa kuda merupakan sebagai bukti fosil terpenting teori evolusi tentang asal muasal kuda, dewasa ini dianggap sebagai suatu teori ilmiah yang lebih kearah unsur keyakinan dan spekulasi para ahli serta mitos belaka. Satu-satunya teori lain tentang asal muasal yang secara logis berkaitan dengan hukum-hukum ilmu pengetahuan, fenomena alam dan catatan-catatan geologis adalah konsep tentang ciptaan khusus. Teori ini menyatakan bahwa semua bentuk kehidupan itu diciptakan oleh Tuhan dan dirancang untuk berkembangbiak sesuai atau menurut jenisnya (www.yahoo.com/horse). Apabila dua ekor hewan dapat kawin dan menghasilkan keturunan, maka kedua hewan itu tentunya adalah dari jenis yang sama. Begitupun halnya dengan kuda, Equs caballus adalah sejenis hewan yang berasal dari species tersendiri pada zamannya (www.harunyahya.co.id). Boyce Rensberger (1980), dalam www.harunyahya.co.id, seorang evolusionis yang memberikan sambutan, mengatakan bahwa skenario evolusi kuda tidak didukung oleh catatan fosil dan tidak ditemukan proses evolusi yang menjelaskan evolusi kuda secara bertahap. Seorang evolusionis yang juga penulis ilmu alam, Gordon R. Taylor, menjelaskan kenyataan yang jarang diakui ini dalam bukunya “The Great Evolution Mystery”, kelemahan paling serius dari Darwinisme adalah kegagalan para ahli paleontologi menemukan filogeni atau silsilah organisme yang meyakinkan untuk menunjukkan perubahan evolusi besar (www.harunyahya.co.id).

No comments: